Pada zaman dahulu kala, di daerah Parahiyangan Jawa Barat ada sebauh kerajaan yang diperintah oleh Prabu Galuga. Ia seorang raja yang gagah perkasa. Umurnya sudah 40 tahun namun ia tidak mempunyai permaisuri, memang dia tidak ingin beristri. Namun iya mempunyai seorang anak bernama Dayang sumbi, anak tersebut ia temukan ketika iya sedang berburu. Dayang sumbi iyalah seorang anak yang diturunkan dari daerah kayangan. Sebab Prabu Galuga telah melanggar perintah ayahnya dahulu yang menyuruh Prabu Galuga untuk menikah, namun Prabu Galuga membantah.
Prabu
Galuga : “Apakah ini sebuah karma
bagiku?” (berkata dalam hati)
Dayang
Sumbi : “ Ada apa ayah ?”
Prabu
Galuga : “Kau harus segera menikah
Sumbi!”
Dayang
Sumbi : “Ampun ayahanda. Hamba belum
berminat untuk berumah tangga.”
Prabu
Galuga : “Sumbi, hanya ada dua pilihan
bagimu. Mau menikah atau kau
kuasingkan di tepi hutan. Hanya ditemani seekor anjing dan jangan
pernah kembali ke istana, kecuali aku sendiri yang memerintahmu!”
kuasingkan di tepi hutan. Hanya ditemani seekor anjing dan jangan
pernah kembali ke istana, kecuali aku sendiri yang memerintahmu!”
Dayang
Sumbi : “Baiklah aku akan memilih
tinggal di tepi hutan.”
Sesampainya ditepi hutan
Tumang : “Sumbi kau tidak usah bersedih
saya akan setia menemanimu sampai kau diperintahkan untuk kembali ke kerajaan
lagi.”
Dayang
Sumbi : “(kaget dan heran) benarkah itu suaramu tumang? Apa kau bisa bicara? Oh
tumang akhirnya aku punya teman di tengah-tengah kesepian ini.”
Tumang : “Benar Sumbi aku bisa bicara. Aku
akan menjadi temanmu selama kamu kesepian. Tapi apa kamu mau berteman dengan
seekor anjing sepertiku?”
Dayang
Sumbi : “Aku tak peduli meskipun kau seekor anjing. Yang penting aku punya teman sekarang.”
Suatu hari ketika sedang menenun, salah satu tongkatnya jatuh ke Danau. Ia merasa malas menggambil tongkat tersebut.
Dayang Sumbi : “Siapa yang mau mengambilkan tongkatku ia akan aku
jadikan suami.”
Tumang : “Ini
tongkatmu Sumbi.”
Dayang Sumbi : “Tumang bukan
engkau yang kumaksud.”
Dewi :
“Dayang Sumbi kau adalah bidadari. Bidadari pantang menjilat ludahnya sendiri,
lagi pula si Tumang memang jodohmu. Sesunggnya anjing itu adalah jelmaan dewa.”
Dayang sumbi pun akhirnya menikah dengan si Tumang. Waktu pun terus berlalu. Dayang sumbi pun di karuniai anak laki-laki yang tampan. ia di berinama Sangkuriang. Tak terasa Sangkuriang tumbuh besar dan pandai berburu. suatu hari sangkuriang hendak berburu
Dayang Sumbi : “Nak, bawakan ibu
daging Rusa yah?”
Sangkuriang
: “Ya bu.”
Lewatlah seekor Rusa
Rusa : “tumang, apakah itu anak mu ?”
Tumang : “ Benar bu dia adalah sangkuriang.”
Rusa : “Oh tuhan, aku ingin
memeluk dan berbicara dengan cucuk tapi apalah daya ini dia tak mungkin
percaya terhadap ucapanku.”
Sangkuriang
: “Tumang! Cepat gigit babi itu!” “Hei Tumang apa kau tidak dengar kataku!
Cepat gigit rusa itu!”
Tumang hanya terdiam Kako
Sangkuriang: " Ayo Tumag serang dia ! Tumang mengapa kau jadi Gebleg begini.
Sangkuriang memanah rusa tersebut. Namun anak panah mengarah pada si tumang.
Kemudian ia menyembeli situmang. Sesampainya dirumah daging itupun di masak, dan
di makan Bareng-bareng.
Dayang sumbi: " Sangkuriang, kemana Si tumang ??
Sangkuriang: " (-_-') Bu anjing itu sudah berani melawan perintahku. Tadi aku menyuruh dia menyerang Rusa, namun dia malah terdiam kako.
Anak panahku malah mengarah ke arah dia bu (-_-')
Dayang sumbi: " Apaaaaa.. si tumang kau bunuh !! 3:)
Sangkuriang: " Kenapa bu (-_-') (Terkejutt)
PROOOKKK, PRAAAK, PREEEK. Dayang sumbi memukili kepalang situmang
dengan Batu.
Dayang
Sumbi : “Pergi kau dar hadapanku!
Dasar anak durhaka!”(bentak dayang sumbi)
Sangkuriang : “Baik aku akan pergi bu dan tidak akan
kembali lagi !!
Ia tak tahu kemana ia akan pergi, perlahan-lahan menyusuri hutan. Tiba-tiba
ia pingsan, lalu datanglah seorang petapa yang sakti.
Guru : “Siapa
namamu nak? Mengapa kau tergeletak ditengah- tengah hutan?”(membangunkan
sangkuriang)
Sangkuriang : “Emm..aku tak tahu
siapa namaku. Dan kau juga tak tahu tentang diriku sendiri.”
Guru : “Wah.
Sepertinya kau hilang ingatan. Maukah kau menjadi salah satu muridku?”
Sangkuriang : “Baik bapak guru.”
Guru : “Dan
sekarang aku akan memberimu nama Jaka Galih.”
12 tahun berlalu.
Guru : “Sudah
saatnya kau mengamalkan ilmu kepada masyarakat
yang telah ku ajarkan!”
Sangkuriang : “Baik bapak. Saya
akan berpetualang untuk membantu
masyarakat.”
Guru : “Pesanku
janganlah kau berjalan ke arah selatan.”
Sangkuriang : “Kenapa saya tidak
boleh berjalan ke arah selatan bapak
guru?”
Guru : “Sudahlah
turuti saja nasihatku. Supaya kau tidak ditimpa nasib yang sial.”
Sangkuriang : “Saya akan mengingat
pesan bapak guru.”
Ia segera meninggalkan gurunya, dan pergi mengembara. Suatu ketika ia
berkelahi dengan raja jin dan ia berhasil mengalahkan jin tersebut, sehingga jin
tunduk kepadanya. Seperti yang di katakan gurunya, bahwa harus berjalan ke
arah utara namun sangkuriang berjalan ke arah selatan. Ia lupa dengan
perkataan gurunya. Dan ia melihat seorang Gadis, langsung deh kenalan.
Sangkuriang : “Siapa namamu nona?”
Dayang Sumbi : “Nama saya dayang sumbi tuan. Dan
siapa nama Tuan?”
Sangkuriang : “Nama
saya Jaka Galih. Bolehkah saya mengantarkan
nona pulang?”
Dayang Sumbi : “Tentu saja tuan.”
Sangkuriang : “Apakah itu rumahmu?”
Dayang Sumbi : “Ia tuan. Itu ramah saya.”
Sangkuriang : “Kalau begitu saya
mohon pamit nona.”
Dayang
Sumbi : “Tapi hari sudah gelap.
Apa tidak sebaiknya kamu
menginap di rumah ku aja?”
Sangkuriang : “Baiklah. Jika itu pintamu.
Suatu hari mereka sedang bercengkrama,
tiba-tiba...
Dayang
sumbi : “Aku rasa ada bekas luka
di kepalamu ?”
Sangkuriang
: “Benarkah?”
Dayang
Sumbi : “Benar. Bisakah kau
ceritakan sebab luka mu tu??
Tiba-tiba
Sangkuriang sedikit teringat masa lalunya.
Dayang
Sumbi : “Memangnya apa penyebab
luka itu?”
Sangkuriang : “Itu bekas dipukul entong oleh ibuku sendiri.”
Dayang
Sumbi : “Hah? Dipukul entong?”
Sangkuriang : “Iya. Ketika aku berusia tujuh
tahun, memangnya
kenapa?”
Dayang
Sumbi : “Kalau begitu kau adalah
anakku. Kau adalah anakku
sangkuriang.”
Sangkuriang : “Tidak mungkin! Jangan cari-cari
alasan! Meskipun
namamu dengan nama ibuku sama, tapi kau tidak
mungkin ibuku.”
Dayang
Sumbi : “Tapi aku ini ibumu nak.”
Sangkuriang
: “Tidak mungkin kau ibuku.
Ibuku pastilah sudah berusia
lanjut dan tidak secantik dirimu.”
Dayang
Sumbi : “Aku adalah keturunan
bidadari, dan aku tidak akan
tua.”
Sangkuriang : “Aku tidak percaya dengan
ucapanmu itu.”
Dayang
Sumbi : “Oh dewi bagaimana ini?
Tolonglah aku. Dia adalah
anakku dewi.”
Sangkuriang : “Bagaimanapun kau harus menjadi
istriku!”
Dayang
Sumbi : “Tidak mungkin aku
menikah dengan kau nak.”
Sangkuriang : “Kau bukan ibuku, dan aku bukan
anakmu.” (dengan
nada tinggi)
Dayang
Sumbi : “Baiklah aku mau menikah
denganmu, tapi kau harus
membuatkanku sebuah telaga di pucuk gunung.”
Sangkuriang : “Cuma telaga? Jangan kuatir akan
kubuatkan.” (jawabnya
dengan mantap)
Dayang
Sumbi : “Bukan hanya itu tapi
dengan sebuah perahu besar. Dan
semua itu harus kau kerjakan dalam tempo
semalam saja.
Sebelum ayam berkokok semua harus sudah selesai.”
Sangkuriang : “jangan kuatir. Apapun
permintaanmu akan kuturuti.”
Sangkuriang segera
memanggil raja jin.
Raja Jin
: “Ada apa tuanku?”
Sangkuriang : “Cepat kau bantu aku membuat telaga dan
perahu besar.”
Raja Jin : “Baik tuan.”
Dayang Sumbi : “Oh dewi gagalkanlah kerja jin dan sangkuriang. Tolong
cepatkanlah matahari terbit.”
Dewi : “Baik Sumbi.”
Ayam jantan pun
berkokok.
Sangkuriang : “Hei raja jin ayo lanjutkan kerjamu!”
Raja Jin : “Maaf tuan
hamba harus pergi karena hari telah pagi.”
Sangkuriang
menghampiri dayang sumbi.
Sangkuriang : “Kau curang! Pasti
kau menggunakan kekuatan dewi untuk menggagalkan ini.”(sambil menendang perahu)
Seketika perahu itu
berubah menjadi gunung. Yang diberi nama gunung Tangkuban Perahu.
Namun
dalam sekejap sangkuriang memegang tangan dayang sumbi.
“BBLLAARR”
tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat. Tubuh dayang sumbi
menghilang.dia
diselamatkan oleh dewi kekayangan.
Begitulah cerita Asal muasal Dari sebuah Gunung Tangkuban Perahu.
Lebih dan kurang mohon di maafkan. Assalamu'alaikum Wr.Wb
Yg nulis ceritanya oon.. bahasa indonesianya dapet berapa sih? salah banyak banget.. klo blm bisa nulis, mending ga ush di posting.. kasian anak kecil yang baca.. disesatin semua..
BalasHapusYa maklumlah banyak salahnya, namanya juga manusia. Situ juga ada salahnya kok, nulis nama negara sendiri awalannya bukan pakai kapital. Mana di singkat-singkat lagi. :)
Hapusmksh
Hapusmau ngerjain tugas sklh😁
bacot panteq
Hapusboloon sia aing dek katipu
BalasHapusThanks, contoh naskah drama Sangkuriang diatas sangat membantu sebagai bahan referensi saya.
BalasHapusNice blog..
BalasHapusVisit yaaa codingdicplusplus.blogspot.com
Thanks
ijin copy gan/sis !!
BalasHapuskalau unsur intrinsik nya ada gak?
BalasHapusMoal mreun lah
BalasHapusSangat bagus
BalasHapusSangat bagus...tetap semangat ya untuk tetap berkarya
BalasHapus