Tindakan Generasi Muda dalam Mengisi Kemerdekaan

Jumat, 16 November 2012

Naskah Drama Asal mula Tangkuban Perahu

 


   Pada zaman dahulu kala, di daerah Parahiyangan Jawa Barat ada sebauh kerajaan yang diperintah oleh Prabu Galuga. Ia seorang raja yang gagah perkasa. Umurnya sudah 40 tahun namun ia tidak mempunyai permaisuri, memang dia tidak ingin beristri. Namun iya mempunyai seorang anak bernama Dayang sumbi, anak tersebut ia temukan ketika iya sedang berburu. Dayang sumbi iyalah seorang anak yang diturunkan dari daerah kayangan. Sebab Prabu Galuga telah melanggar perintah ayahnya dahulu yang menyuruh Prabu Galuga untuk menikah, namun Prabu Galuga membantah. 



Prabu Galuga   : “Apakah ini sebuah karma bagiku?” (berkata dalam hati)

Dayang Sumbi  : “ Ada apa ayah ?”

Prabu Galuga   : “Kau harus segera menikah Sumbi!”

Dayang Sumbi : “Ampun ayahanda. Hamba belum berminat untuk berumah tangga.”

Prabu Galuga   : “Sumbi, hanya ada dua pilihan bagimu. Mau menikah atau kau  
                          kuasingkan di tepi hutan. Hanya ditemani seekor anjing dan jangan  
                          pernah kembali ke istana, kecuali aku sendiri yang memerintahmu!”

Dayang Sumbi  : “Baiklah aku akan memilih tinggal di tepi  hutan.”

          
           Sesampainya ditepi hutan 

Tumang      : “Sumbi kau tidak usah bersedih saya akan setia menemanimu sampai kau diperintahkan untuk kembali ke kerajaan lagi.”

Dayang Sumbi : “(kaget dan heran) benarkah itu suaramu tumang? Apa kau bisa bicara? Oh tumang akhirnya aku punya teman di tengah-tengah kesepian ini.”

Tumang      : “Benar Sumbi aku bisa bicara. Aku akan menjadi temanmu selama kamu kesepian. Tapi apa kamu mau berteman dengan seekor anjing sepertiku?”
Dayang Sumbi : “Aku tak peduli meskipun kau seekor anjing. Yang penting aku punya  
                         teman sekarang.”
  
   Suatu hari ketika sedang menenun, salah satu tongkatnya jatuh ke Danau. Ia merasa malas menggambil tongkat tersebut.

Dayang Sumbi : “Siapa yang mau mengambilkan tongkatku ia akan aku jadikan suami.”
Tumang           : “Ini tongkatmu Sumbi.”
Dayang Sumbi   : “Tumang bukan engkau yang kumaksud.”
Dewi           : “Dayang Sumbi kau adalah bidadari. Bidadari pantang menjilat ludahnya sendiri, lagi pula si Tumang memang jodohmu. Sesunggnya anjing itu adalah jelmaan dewa.”
  Dayang sumbi pun akhirnya menikah dengan si Tumang. Waktu pun terus berlalu. Dayang sumbi pun di karuniai anak laki-laki yang tampan. ia di berinama Sangkuriang. Tak terasa Sangkuriang tumbuh besar dan pandai berburu. suatu hari sangkuriang hendak berburu

 Dayang Sumbi : “Nak, bawakan ibu daging Rusa yah?” 
 Sangkuriang     : “Ya bu.”
        Lewatlah seekor  Rusa
Rusa : “tumang, apakah itu anak mu ?”
Tumang             : “ Benar bu dia adalah sangkuriang.” 
Rusa         : “Oh tuhan, aku ingin memeluk dan berbicara dengan cucuk tapi apalah daya ini dia tak mungkin percaya terhadap ucapanku.” 
Sangkuriang     : “Tumang! Cepat gigit babi itu!”   “Hei Tumang apa kau tidak dengar kataku! Cepat gigit rusa itu!”
    Tumang hanya terdiam Kako
Sangkuriang: " Ayo Tumag serang dia ! Tumang mengapa kau jadi Gebleg begini.
  
     Sangkuriang memanah rusa tersebut. Namun anak panah mengarah pada si tumang.
Kemudian ia menyembeli situmang. Sesampainya dirumah daging itupun di masak, dan 
di makan Bareng-bareng. 
 Dayang sumbi: " Sangkuriang, kemana Si tumang ??
 Sangkuriang: " (-_-') Bu anjing itu sudah berani melawan perintahku. Tadi aku menyuruh dia menyerang Rusa, namun dia malah terdiam kako. 
                         Anak panahku malah mengarah ke arah dia bu (-_-')
 Dayang sumbi: " Apaaaaa..  si tumang kau bunuh !! 3:)
 Sangkuriang: " Kenapa bu (-_-') (Terkejutt)
    
        PROOOKKK, PRAAAK, PREEEK. Dayang sumbi memukili kepalang situmang
dengan Batu. 
  
Dayang Sumbi         : “Pergi kau dar hadapanku! Dasar anak durhaka!”(bentak dayang sumbi) 
Sangkuriang     : “Baik aku akan pergi bu dan tidak akan kembali lagi !!
   Ia tak tahu kemana ia akan pergi, perlahan-lahan menyusuri hutan. Tiba-tiba 
ia pingsan, lalu datanglah seorang petapa yang sakti.
 Guru                : “Siapa namamu nak? Mengapa kau tergeletak ditengah- tengah hutan?”(membangunkan sangkuriang)
 Sangkuriang  : “Emm..aku tak tahu siapa namaku. Dan kau juga tak tahu tentang diriku sendiri.” 
Guru                : “Wah. Sepertinya kau hilang ingatan. Maukah kau menjadi salah satu muridku?” 
Sangkuriang  : “Baik bapak guru.”  
Guru                : “Dan sekarang aku akan memberimu nama Jaka Galih.”

          12 tahun berlalu.  
Guru                : “Sudah saatnya kau mengamalkan ilmu kepada masyarakat
                          yang telah ku ajarkan!”
Sangkuriang : “Baik bapak. Saya akan berpetualang untuk membantu
                         masyarakat.”
Guru                : “Pesanku janganlah kau berjalan ke arah selatan.” 
Sangkuriang  : “Kenapa saya tidak boleh berjalan ke arah selatan bapak
                         guru?” 
Guru                : “Sudahlah turuti saja nasihatku. Supaya kau tidak ditimpa nasib yang sial.” 
Sangkuriang  : “Saya akan mengingat pesan bapak guru.”
    Ia segera meninggalkan gurunya, dan pergi mengembara. Suatu ketika ia
berkelahi dengan raja jin dan ia berhasil mengalahkan jin tersebut, sehingga jin
tunduk kepadanya. Seperti yang di katakan gurunya, bahwa harus berjalan ke
arah utara namun sangkuriang berjalan ke arah selatan. Ia lupa dengan
perkataan gurunya. Dan ia melihat seorang Gadis, langsung deh kenalan.
Sangkuriang            : “Siapa namamu nona?”
Dayang Sumbi         : “Nama saya dayang sumbi tuan. Dan siapa nama Tuan?”
Sangkuriang            : “Nama saya Jaka Galih. Bolehkah saya mengantarkan
                                   nona pulang?”
Dayang Sumbi         : “Tentu saja tuan.”
Sangkuriang            : “Apakah itu rumahmu?”
Dayang Sumbi         : “Ia tuan. Itu ramah saya.”
Sangkuriang            : “Kalau begitu saya mohon pamit nona.”
Dayang Sumbi          : “Tapi hari sudah gelap. Apa tidak sebaiknya kamu
                                    menginap di rumah ku aja?” 
Sangkuriang             : “Baiklah. Jika itu pintamu.
         
  Suatu hari mereka sedang bercengkrama, tiba-tiba... 
Dayang sumbi         : “Aku rasa ada bekas luka di kepalamu ?” 
Sangkuriang              : “Benarkah?” 
Dayang Sumbi          : “Benar. Bisakah kau ceritakan sebab luka mu tu??   
   
Tiba-tiba Sangkuriang sedikit teringat masa lalunya.
Dayang Sumbi          : “Memangnya apa penyebab luka itu?” 
Sangkuriang              : “Itu bekas dipukul  entong oleh ibuku sendiri.” 
Dayang Sumbi          : “Hah? Dipukul entong?” 
Sangkuriang              : “Iya. Ketika aku berusia tujuh tahun, memangnya
                                     kenapa?” 
Dayang Sumbi          : “Kalau begitu kau adalah anakku. Kau adalah anakku
                                    sangkuriang.” 
Sangkuriang      : “Tidak mungkin! Jangan cari-cari alasan! Meskipun
                                  namamu dengan nama ibuku sama, tapi kau tidak
                                     mungkin ibuku.” 
Dayang Sumbi   : “Tapi aku ini ibumu nak.” 
Sangkuriang      : “Tidak mungkin kau ibuku. Ibuku pastilah sudah berusia
                                        lanjut dan tidak secantik dirimu.” 
Dayang Sumbi   : “Aku adalah keturunan bidadari, dan aku tidak akan
                                      tua.” 
Sangkuriang      : “Aku tidak percaya dengan ucapanmu itu.” 
Dayang Sumbi   : “Oh dewi bagaimana ini? Tolonglah aku. Dia adalah
                                    anakku dewi.” 
 Sangkuriang     : “Bagaimanapun kau harus menjadi istriku!” 
Dayang Sumbi   : “Tidak mungkin aku menikah dengan kau nak.” 
Sangkuriang      : “Kau bukan ibuku, dan aku bukan anakmu.” (dengan
                                     nada tinggi) 
Dayang Sumbi   : “Baiklah aku mau menikah denganmu, tapi kau harus
                               membuatkanku sebuah telaga di pucuk gunung.” 
Sangkuriang      : “Cuma telaga? Jangan kuatir akan kubuatkan.” (jawabnya
                              dengan mantap) 
Dayang Sumbi   : “Bukan hanya itu tapi dengan sebuah perahu besar. Dan
                              semua itu harus kau kerjakan dalam tempo semalam saja.
                              Sebelum ayam berkokok semua harus sudah selesai.” 
Sangkuriang      : “jangan kuatir. Apapun permintaanmu akan kuturuti.”              
          Sangkuriang segera memanggil raja jin.
Raja Jin            : “Ada apa tuanku?”
Sangkuriang     : “Cepat kau bantu aku membuat telaga dan perahu besar.” 
Raja Jin            : “Baik tuan.” 
Dayang Sumbi : “Oh dewi gagalkanlah kerja jin dan sangkuriang. Tolong
                            cepatkanlah matahari terbit.” 
Dewi                   : “Baik Sumbi.”               
                 Ayam jantan pun berkokok. 
Sangkuriang  : “Hei raja jin ayo lanjutkan kerjamu!”
Raja Jin            : “Maaf tuan hamba harus pergi karena hari telah pagi.”
              Sangkuriang menghampiri dayang sumbi.
Sangkuriang  : “Kau curang! Pasti kau menggunakan kekuatan dewi untuk menggagalkan ini.”(sambil menendang perahu)               Seketika perahu itu berubah menjadi gunung. Yang diberi nama gunung Tangkuban Perahu.
          Namun dalam sekejap sangkuriang memegang tangan dayang sumbi.
 “BBLLAARR” tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat. Tubuh dayang sumbi
menghilang.dia diselamatkan oleh dewi kekayangan.  
  Begitulah cerita Asal muasal Dari sebuah Gunung Tangkuban Perahu. 
Lebih dan kurang mohon di maafkan. Assalamu'alaikum Wr.Wb 

12 komentar:

  1. Yg nulis ceritanya oon.. bahasa indonesianya dapet berapa sih? salah banyak banget.. klo blm bisa nulis, mending ga ush di posting.. kasian anak kecil yang baca.. disesatin semua..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya maklumlah banyak salahnya, namanya juga manusia. Situ juga ada salahnya kok, nulis nama negara sendiri awalannya bukan pakai kapital. Mana di singkat-singkat lagi. :)

      Hapus
    2. mksh

      mau ngerjain tugas sklh😁

      Hapus
  2. Thanks, contoh naskah drama Sangkuriang diatas sangat membantu sebagai bahan referensi saya.

    BalasHapus
  3. Nice blog..

    Visit yaaa codingdicplusplus.blogspot.com

    Thanks

    BalasHapus
  4. kalau unsur intrinsik nya ada gak?

    BalasHapus
  5. Sangat bagus...tetap semangat ya untuk tetap berkarya

    BalasHapus